Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. Al 'Ankabuut, 29 : 41).
Allah SWT mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan
laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia
berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus
angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan
hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada
kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat
meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka
itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di
dunia, apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan
mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Laba-laba
mewakili sifat egoisme dan individualisme, Induk laba-laba sekali
bertelur berjumlah ratusan dan menetas pada waktu bersamaan, setelah
itu anak laba-laba yang masih kecil itu akan bersama-sama melakukan
aktivitas memakan tubuh induknya sampai habis tidak tersisa sama sekali
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, setelah tubuh si induk habis
mereka akan melakukan proses kanibal berikutnya yakni memakan laba-laba
lain yang lebih lemah sebelum akhirnya saling membubarkan diri dari
kelompoknya dan membuat sarangnya masing-masing. Laba-laba adalah
karnivora, yang membuat jaring jebakan dan bersarang dibalik
daun-daunan, di sudut tembok, di balik lemari. Di sana mereka menunggu
mangsa yang terperangkap di jaring yang amat kuat itu, baru mendekat
untuk membunuh dan menyeretnya untuk dimakan.
Allah SWT adalah
satu-satunya penguasa kecerdasan, yang dapat kita saksikan dalam
berbagai makhluk hidup di alam dalam jumlah yang tidak terhitung. Allah
lah yang mengilhami makhluk-makhluk hidup untuk melakukan apa yang
mereka perbuat.
Allah yang menciptakan alam semesta / jagat raya beserta penghuninya, diciptakan hingga ke bagian yang terkecil oleh Sang Pencipta, dan mereka ada untuk menunjukkan keberadaanNya serta untuk menyembahNya. Allah itu, yang tak memiliki cacat dan kelemahan sedikitpun serta tidak terbatas kekuasaannya, adalah Tuhan. Seperti telah dinyatakan dalam Al-Qur'an, alasan utama keberadaan manusia adalah agar memperhatikan tingkah-lakunya serta penciptaan alam semesta , dan untuk mengabdi kepada Allah SWT, Tuhan Penguasa seluruh alam.
Allah yang menciptakan alam semesta / jagat raya beserta penghuninya, diciptakan hingga ke bagian yang terkecil oleh Sang Pencipta, dan mereka ada untuk menunjukkan keberadaanNya serta untuk menyembahNya. Allah itu, yang tak memiliki cacat dan kelemahan sedikitpun serta tidak terbatas kekuasaannya, adalah Tuhan. Seperti telah dinyatakan dalam Al-Qur'an, alasan utama keberadaan manusia adalah agar memperhatikan tingkah-lakunya serta penciptaan alam semesta , dan untuk mengabdi kepada Allah SWT, Tuhan Penguasa seluruh alam.
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(QS. Ad Dhukhaan, 44 : 38-39).